Tak
ada yang salah dari kita yang menaruh harapan terlalu tinggi,dan sepertiku
juga,aku yang menaruh harapan untuk memilikinya.Seseorang yang memiliki tatapan
mata yang menawan itu,yang senyumnya mampu menghentikan kerja otakku untuk
sekejap.Seseorang yang mampu untuk membuat jiwaku terbang ketika dia memanggil
namaku.Seseorang itu,adalah dia.
Aku
masih sangat ingat saat itu,pertemuan pertama yang tanpa kesan.Aku hanya
melihatnya disana,mengira-ngira namanya tanpa bertanya.Dan terus begitu pada
pertemuan selanjutnya.
Hingga suatu hari,di sore hari,ditepian rindangnya pohon yang berjajar,kita
semua saling bercanda.Kita saling berkenalan satu sama lain,hingga aku tau
namanya.
Nama
yang kemudian terus terngiang dan terputar di pikiranku,nama yang membuat aku
terus saja bertahan untuk mendekatinya.
“Aku
ingin mengenalnya”
“Aku
ingin dekat sebagai teman baiknya,”
“Aku
ingin tau rasanya berdiri disampingnya,menatapnya”
Terus
saja kata-kata pengharap itu terucap dari mulutku,kata-kata yang penuh dengan
hayalan semu.Kata-kata yang sangat ingin untuk dapat terwujud,suatu hari
nantinya.
Hingga
waktu terus bergulir,aku masih saja penasaran,tapi aku hanya bertahan,dan
berusaha menjadi biasa saja didekatnya.Padahal apa? Aku nervous,gugup.
“Sangat
sulit untuk bersamanya” ucapku,
Sahabatku
terus saja mendukung,semua terasa ringan namun sangat kontras dengan suasana
hatiku yang bimbang,takkan ada yang mengerti keadaanku kecuali
mereka,sahabatku. “Teruslah berusaha,atau aku yang akan berdiri disampingnya,haha”
“Hei,aku
yang harusnya mendapat posisi itu!”
“Ya,aku
tau,semoga dia bisa peka”
“Terimakasih"ucapku
*
Dan waktu terus bergulir,dan dia ada disana.Mengawasi,dan aku berharap.Aku
berharap dia melihatku,entah apapun yang aku lakukan.Aku juga berharap,dia
mengajakku ngobrol . Aku berharap aku dekat dengannya.
Hingga
kita bertemu untuk beberapa waktu,apakah kau tahu? Aku merasa sangat gugup
bertemu denganmu,aku merasa gugup berbicara denganmu .Aku nervous.
Aku
tahu kedekatan kita bukan awal yang baik untukmu.Tapi entah mengapa,ketika aku
bicara denganmu,aku tak lagi perduli pada mereka.Yang aku tahu hanya satu
hal,kau ada dihadapanku dan berbicara denganku.
Semua
terasa semu pada bayangmu yang mulai menghilang seiring langkahku. Kau mulai
membenciku dan semua hal tentangku . Aku takut. Ketakutan terbesarku adalah
dirimu yang mulai lupa bagaimana berteman denganku . Dirimu yang membenci
hadirku kini. Aku sangat sangat takut tatkala kau pergi dan takkan kembali lagi.
You’ve made me stronger
by breaking my heart~
“Takkan
ada lagi saat dimana aku bertemu dengannya dan lagi-lagi,dia mengacuhkanku”
ucapku
Aku
sadar aku ada diposisi dimana semua seakan mengejar dan tanpa akhir akan
membuat semua pengaharapan hanya seperti burung yang terbang dan tak pernah
hinggap lagi di dahan. Aku merasa sayap-sayapku patah dan kakiku patah,bahkan
jika aku seekor burungpun,aku rapuh.
“Tak
ada lagi..”
Bahkan
saat semua terasa nyata saat dia ada disana. Semua terasa nyata saat dia
membuatku terbang dengan sejuta mimpi. Dia ada disana untuk membuatku bahagia.
Aku rasa.
Aku
yang terlalu mengharapnya. Bukan karena mengapa,tapi aku merasa aku bukan hal
terbaik yang akan jadi miliknya. Aku merasa saja :’)
“Seandainya
aku..”
“Jadi
miliknya..”
“Dan
kau tahu kan itu tak mungkin.”
“Apa
yang tak mungkin? Burung berhenti berkicau karena parau pun ada”
“Tapi
kau bukan burung parau,”
Aku
tertegun, ya, aku bukanlah burung parau. Aku burung yang cacat sayapnya dan
pudar indahnya. Aku terjebak dalam sangkar keputusasaan . Aku seperti menantikan
hujan dikala kemarau,walaupun itu sia-sia saja,tapi aku tetap menantinya.
“Dia
akan kembali nantinya”
Dan
semua bergulir pada hari dimana aku bisa bersamanya lagi. Seakan aku
mendapatkan lagi serpihan sayapku yang patah. Dan dia memapahku pada hidupku
lagi.
You taught me everything
from fallin in love
“Aku
ingin dia tetap disini.”
Namun
waktu bergulir secepat dia pergi. Seakan baru kemarin dia ada disini,dan
sekarang dia pergi untuk kedua kalinya. Kata orang yang ketiga adalah takdir,
entah apa, mungkin jika dia kembali untuk ketiga kalinya, itu akan menjadi
selamanya. Atau jika ia kembali lalu pergi lagi untuk ketiga kalinya,dia takkan
kembali lagi.
Aku
merasa aku kembali ke bait-bait awalku. Aku yang harus berpura-pura
dihadapannya seperti dulu. Aku yang harus terlihat baik-baik saja . Aku yang
tak ingin pergi. Aku yang bertahan dengan tatapan dan semua candanya.
If ever you’re in my
arms again,this time I’ll love you much better
Berpura-pura
itu sakit. Karena aku tlah jatuh terlalu dalam. Karena tak ada satupun yang
mampu mengubahnya. Karna walaupun aku burung bangau parau yang ditentang
dunia,aku tetap menantinya.
“Jodoh
pasti akan bertemu,” ucapnya
“Bisakah
kita jadi teman?”
Omong
kosong! Takkan ada dimana kau menyapaku seperti saat kita bersama,takkan ada
jabat tangan itu.
Bahkan
saat kata itu diucap,tidakkah dia berfikir tentang perasaanku? Tidakkah dia
berfikir alasan aku tetap berpura pura tersenyum? Tidakkah dia mengerti aku
tetap menunggunya?
Someone’s always saying goodbye, I
believe it hurt when we cry . Don’t we know partings never so easy?
Aku menyayangimu
Okbp_a~
Cyt_S