Pencarian Cepat Terkait

Rabu, 04 Februari 2015

6 Alasan Kenapa Cewek Cuma Bisa Nunggu


Jika menunggu dijadikan perlombaan, maka sudah pasti juaranya adalah perempuan.

Sebelumnya, Kanda mau kasih tau bahwa artikel ini tertulis berdasarkan jawaban beberapa cewek dengan pertanyaan sederhana, “Kenapa sih cewek cuma bisa nunggu?”

Dan kamu, para cowok yang suka mengeluh kenapa cewek itu selalu melancarkan manuver kodenya, pahamilah baik-baik. Sesungguhnya semua yang dilakukan tentu ada alasannya, termasuk menunggu.

Mungkin saat membaca ini kamu sedang menatap layar ponsel, menunggu kabar seseorang –yang kamu cintai. Dengan rindu yang bersahutan sendiri di dada, debar jantung yang tegang akibat resah, menerka-nerka apa yang sedang ia lakukan, dan kamu berusaha membuang semua pikiran buruk yang datang mengusik pikiran. Kemudian kamu menarik napas panjang, kamu paham, tentu saja, ini adalah perjuangan.

Menunggu yang kamu cintai untuk sadar bukanlah sebuah hal mudah, berbagai cara dilancarkan dengan tersirat. Lewat tanda yang bahkan lebih halus dari benang sutra, lewat tindakan sederhana yang tak jarang kasat mata, dan pula lewat suara yang lebih lirih dari angin sepoi kala senja.

Seandainya saja membuat ia sadar semudah mengucapkan, “Hei, kamu tau nggak sih aku selama ini nunggu kamu sadar kalo aku sayang sama kamu.” Seandainya.

Wahai kaum adam, sadarilah, bagi perempuan, menunggu adalah perjuangan.

Lalu apakah yang membuat cewek hanya bisa menunggu?

1. Gengsi
Banyak cewek yang mengakui mereka hanya bisa menunggu karena gengsi untuk memulai duluan. Bisa dibilang gengsi adalah borgol baja yang memaksa cewek untuk menahan diri. Memang, menuhankan gengsi nggak bikin kamu tambah cantik, tetapi itu bukan semata-mata mereka lakukan juga bukan karena merasa sok cantik, tetapi karena harga diri.

Harga diri seorang cewek bukanlah sebuah hal yang sepele, itu harus selalu dijaga. Kamu harus tau bahwa cewek selalu berusaha menghindari tatapan dan ucapan buruk mengenai dirinya. Ya meskipun mereka melakukan hal itu kepada sesamanya.


Fika, @rafikabalqis: “Iya, gue gengsi buat mulai duluan meskipun gue udah suka banget sama seorang cowok. Kan emang harusnya cowok yang memulai, paling ya gue ngasih kode untuk dia memulai. Gue nggak mau disangka agresif, kegatelan, dan murahan, baik sama orang yang gue suka atau sama orang lain. Itu aib banget.”

2. Malu


Caca: “Iiiih, masa cewek ngomong suka duluan? Malu tau! Yakali deh gue nyamperin cowok terus bilang kalo gue sayang sama dia. Mending gue nungguin sampai jenggotan deh ketimbang gue bilang duluan.”

Duhai para cowok, kamu mungkin pernah –bahkan sering– ngelihat cewek kalau lagi ngumpul bisa sangat berisik bahkan nggak tau malu. Tapi sikap mereka akan berubah 540 derajat ketika berhadapan atau berhubungan dengan orang yang dia sukai.

Justru cewek lebih memilih melihat punggung orang yang ia suka dari kejauhan ketimbang mengajaknya berbicara. Mereka hanya membayangkannya betapa bahagianya jika orang yang ia suka menyadarinya. Ya, hanya membayangkannya saja mereka udah bahagia.

Cewek bukanlah pasukan Spartan yang jor-jor-an berani menghunuskan pedang untuk memulai peperangan. Peperangan mereka malah bergejolak lebih hebat di dalam batin sendiri –tanpa diketahui siapapun, antara logika dan hati yang perang dengan waktu. Menunggu.

3. Ingin Melihat Usaha Si Cowok


Fanya, @zefanyaMDefista: “Gue nunggu cowok yang untuk memulai, sengebet apa pun gue. Gue mau lihat usaha dia nunjukin kalau dia sayang sama gue. Titik.”

Ya, bagaimana sepasang hati bisa menyatu kalo salah satunya nggak berusaha mengikat? Iya kan? Dan bagaimana juga cewek bisa melihat ‘bukti’ cowok yang notabene sayang sama dia itu benar serius menyayanginya kalo si cowok nggak berusaha?

Kebanyakan cewek luluh dengan cowok yang ngotot dan keras kepala berusaha, bahkan meski cewek nggak suka-suka amat dengan cowok itu, mereka memberikan kesempatan. Mereka melihat seberapa gigih si cowok berusaha menggebrak pintu hatinya.

Lewat rasa nyaman yang tercipta dan membuat terbiasa, akhirnya cinta terlahir dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar